LACRIMOSA

16 Komentar

~ LACRIMOSA ~

 

.As a Result

I Even End Up Betraying You

.

.

.

Aku tertawa.

Menertawakan diriku dan terlebih menertawakan dirinya.

“Bodoh kamu! Kamu pikir dari dulu aku tuh mau bertemen ama kamu?!”

Seringaiku seringai setan. Kejam.

Mata hitamnya membulat, menatapku lekat-lekat.

“Kamu ga usah sok baik, sok perhatian, sok suci, bikin aku muak!”

Mukanya memerah, entah karena udara dingin yang membuatnya demam atau karena menahan kesal.

“Kowe ki Goblog tenan!”

(“Kamu itu Goblog sekali!”)

Bisa kulihat tangannya mengepal erat.  Dia masih tersungkur di tanah saat aku dorong tubuhnya keras tadi.

Keterkejutan masih tergambar jelas di raut wajahnya.  Mungkin dia masih tak percaya melihatku seperti ini. Melihat seseorang yang selama ini dikiranya teman berubah menikam.

Seringaiku semakin lebar. Senang rasanya melihatnya begitu terpuruk saat ini.

Karena kau selalu terlihat bahagia dan seolah tak memiliki beban. Karena itu aku benci.

Aku iri.

“Brengsek!!! Wani  Kowe, hah?! Dasar cah edan ga ngerti di untung! Setan!!!”

(“Brengsek!!!Beraninya  kamu, hah?! Dasar bocah gila ga ngerti di untung! Setan!!!”)

Hantaman itu telak mengenai rahangku. Cukup keras hingga kali ini akulah yang tersungkur ke tanah.

Perih dan sakit yang kurasakan.

Biar saja, mungkin ini tak sebanding dengan perih dan sakit yang kau rasakan sekarang.

Hah, iyakan?!

Aku menatap dingin ke arahnya. Kali ini dia dibantu berdiri oleh dua orang ‘pengikut’ setianya. Mereka adalah Antek-antek yang terkena pengaruhnya. Antek-antek setia yang mengikrarkan diri menjadi Sahabat karibnya. Sahabat selamanya.

Hah?! Persetan dengan mereka!

“Ojo ngasi aku ndeleng rai mu maneh! Cuih!”

(“Jangan sampai aku melihat mukamu lagi! Cuih!”)

Salah satu dari mereka mengancamku. Setelah tak puas karena memukulku kali ini dia meludahiku. Mereka lalu beranjak pergi meninggalkanku sendiri.

Namun dia masih saja menatapku saat dua orang itu menyeretnya menjauhiku.

Dia masih memandangiku.

Bukan.

Bukan tatapan penuh amarah. Bukan tatapan jijik karena melihatku sebagai sampah.

Dia memandangku sedih.

Dia menangis.

.

Seperti dua sisi mata uang, mungkin kau ditakdirkan jadi sisi yang baik, aku yang jahat.

Kau malaikat sedang aku setan.

Kau cahaya sedang aku kegelapan.

Bukankah kita tak pernah satu?

Salahmu sendiri kau menarikku untuk dekat denganmu.

“Namaku Bayu,” ucapnya saat pertama kali menjabat tanganku satu tahun lalu.

Bayu yang berarti angin. Angin yang selalu berhembus membawa kesegaran.

Ibunya tahu benar cara menamai sang putra tercinta.

Sebab dia selalu menebarkan kesejukan.

Membuat banyak orang begitu nyaman di dekatnya.

Sama seperti namanya. Bayu.

Dan Aku benci itu.

Aku benci karena dia mengusikku.  Selama ini aku sudah cukup dengan berteman sepi, namun dia datang mendekatiku.

Menawarkan candu manis yang bernama persahabatan.

Menarikku dari cangkangku hingga aku mulai mengenal dunia luar.

Bermain. Tertawa. Menangis. Gembira.

Dia selalu menggangguku. Menanyakan kabar atau bertanya apakah aku membutuhkan bantuannya.

Saat itu aku hanya tersenyum manis dan berkata ‘Aku baik-baik saja,’

Aku berpura-pura menjadi malaikat seperti dia.

Bahkan sebuah kloning pun tak selalu sama, bukan?

Tak mungkin aku mirip dia.

Dia adalah magnet yang membuat semua orang mendekat. Dengan tawa cerianya serta pesona yang dimilikinya. Semua menyayanginya, semua menyukainya.

Meskipun mereka ramah padaku. Itu semua karena dia bilang, aku adalah temannya. Bukan karena aku sendiri. Bukan karena aku adalah aku.

Iya kan?

Karena itu… Aku membencimu.

Aku menyimpan kebencian itu hingga sekarang.

Hingga tiba waktunya aku tak tahan lagi.

Topengku retak. Kau sudah melihat diriku yang sebenarnya bukan?

Aku benci.

Aku benci padamu, dan lebih membenci diriku sendiri.

.

Kota lama Semarang, Gereja Blenduk dini hari.

Aku hanya terpekur seperti gembel di salah sudut bangunannya.

Luka memarku semakin terasa nyeri, namun kubiarkan begitu saja.

Dari dalam gereja tua ini terdengar suara puji-pujian.

Padahal ini bukan malam natal, namun mereka sibuk memuji Tuhan.

Kalau dipikir-pikir, aku sudah lama tak ke rumahNYA.

Jalanan memang sedikit lengang. Hanya terlihat beberapa pelacur dan banci yang sedang mangkal.

Aku menghisap lagi nikotinku yang tinggal separuh. Asapnya menguap bersama dinginnya udara pagi ini.

“Sorry,” bisikku

Hanya keheningan yang membalasku.

Ini buat kebaikanmu

Buat kebaikan hatiku.

Jika hanya ada prasangka buruk tentangmu di diriku.

Aku seperti mengkhianatimu.

Ini satu-satunya cara.

Meski aku menyayangimu.

Bukankah lebih baik begini?

lebih baik aku pergi.

“Sorry,” kataku lagi.

 

END

.

.

.

And Since I Let You Go

It’s getting Easier

(Credit : Senpai Afni)

 

 

Persahabatan itu memang Rumit ya ^^

Untukmu yang pernah kecewa karena teman.

Rasanya tak ada salahnya melihat dari dua sisi yang berbeda.

Yuuki ^^

 

*LACRIMOSA is Latin for “weeping”

*Current Music : Lacrimosa – Kalafina

 

 

Lomba Novel Amore! (Gramedia)

2 Komentar

Lomba Penulisan Novel Amore

Amore: Let’s Fall in Love!

Ingin menjadi penulis Gramedia Pustaka Utama? Ini kesempatan karyamu diterbitkan dengan mengikuti Lomba Penulisan Novel AMORE. Amore adalah novel dewasa yang menampilkan kisah roman dalam negeri. Ditulis oleh pengarang Indonesia, menampilkan kisah cinta yang menggugah hati.

Ketentuan Lomba:

1. Lomba terbuka untuk semua warga negara Indonesia berusia 17 tahun ke atas.

2. Tema cerita bebas, harus berkaitan dengan kisah cinta, tidak mengandung SARA dan pornografi.

3. Naskah merupakan karya asli, bukan terjemahan atau saduran.

4. Naskah belum pernah dipublikasikan di media cetak maupun elektronik dan tidak sedang diikutsertakan dalam sayembara lain.

5. Panjang Naskah 150-250 halaman A4, 1,5 spasi, 12 pt, font Times New Roman. Ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik.

6. Kirimkan naskah (print out), sinopsis cerita, biodata berikut nomor kontak yang bisa dihubungi & foto berwarna, serta fotokopi tanda pengenal peserta (KTP/ identitas lain)

ke: Panitia AMORE!
Redaksi Fiksi PT Gramedia Pustaka Utama Jln. Palmerah Barat 29-37 Lt. 5, Jakarta 10270
Telp. (021) 53650110 ext. 3511, 3512

— Cantumkan “Lomba Novel Amore” di pojok kiri atas amplop —

7. Seluruh naskah yang masuk menjadi milik panitia lomba.

8. Naskah kami tunggu selambat -lambatnya 1 Desember 2012 .

MENANGKAN HADIAH SEBAGAI
BERIKUT:

Juara I Rp 7.500.000,00 + Trofi + sertifikat + paket hadiah dari sponsor
Juara II Rp 5.000.000,00 + Trofi + sertifikat + paket hadiah dari sponsor
Juara III Rp 3.000.000,00 + Trofi + sertifikat + paket hadiah dari sponsor
Pemenang Berbakat (3 orang) Rp1.500.000,00 + Trofi + sertifikat + paket hadiah dari sponsor

Bagi Juara dan Pemenang Berbakat, novelmu juga akan diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama.

Lomba Menulis GAGAS MEDIA: Dongeng Patah Hati (DL: 1 Oktober 2012)

9 Komentar

Masih ingat pengalaman pahit ketika orang yang kau cintai memutuskan untuk mengakhiri hubungan yang kalian bina selama ini? Atau, merasa mampu menulis cerita yang bisa meremukredamkan perasaan pembacanya? Kalau jawabannya iya, berarti kamu WAJIB ikutan lomba menulis cerita ‘PROYEK 14: DONGENG PATAH HATI’ yang diadakan oleh GagasMedia ini. Caranya gampang banget:

1. Panjang naskah 5-10 halaman (spasi 1, Times News Roman 12). Cerita boleh berdasarkan pengalaman nyata ataupun fiksi (rekaan). Di halaman pertama naskah kamu, harap menyertakan data singkat (di-copas aja, biar nggak repot :D):

NAMA LENGKAP :
NAMA PENA (optional) :
AKUN FACEBOOK :
AKUN TWITTER :
ALAMAT E-MAIL :
ALAMAT SURAT MENYURAT :
NOMOR TELEPON :

2. Kirimkan naskah kamu (plus surat pernyataan yang bisa di-download di: http://bit.ly/QtQmxa)
via e-mail redaksi@gagasmedia.net dengan format Subject: PROYEK 14: JUDUL – NAMA KAMU [NYATA/FIKSI].

Contoh: PROYEK 14: London, Aku Patah Hati – Shalimar [FIKSI]

– Naskah kamu ditunggu paling lambat tanggal 1 Oktober 2012, pukul 00.00.
– 10 orang yang naskahnya terpilih akan masuk di buku kumpulan cerita yang terbit Februari 2013 dan akan mendapatkan hadiah, masing-masing sebesar Rp 500.000 dan bukti cetak.

Tunggu apa lagi? Admin tunggu ya cerita patah hatimu!

Salam galau,
Gagas Media.

BILA NAYAKA DAN AFNI SUTRISNA BICARA CINTA

21 Komentar

CUAP2 NAYAFNI

Salam…

Sahabat, semoga gak ada yang kena ayan mendadak begitu melihat tajuk postingan gak jelas ini yaa. Kekekekee, aku sama Mbak Afni punya ide gila ketika kehabisan bahan rumpian di line chat. Dari sanalah tulisan acak-adut ini berasal, kami terus saling chat dan Mbak Afni mengkopasnya dalam word, hehehehee. Setidaknya, aku tahu cara baru berkolaborasi menulis secara efektif, pergunakan jasa mesin chat kalian. Pesanku, jangan terlalu serius ketika membacanya ya, santai saja, ini cuma cuap-cuap gaje dan gaje dan gaje dan gaje. Tapi, jika kalian ternyata menemukan sedikit saja pencerahan dalam tulisan ini, aku bilang… that’s BIG MIRACLE. Tapi aku tetap berharap, semoga kalian menikmati membaca BILA NAYAKA DAN AFNI SUTRISNA BICARA CINTA seperti aku –dan Mbak Afni- menikmati ketika membicarakannya ___Nayaka

Jujur ya, saya nggak punya definisi cinta sendiri. Selama ini saya lebih suka menggunakan kata sayang karena buat saya rasanya lebih hangat dan universal. Jadi, ketika Nayaka al Gibran tiba-tiba mengajak ‘nulis bareng’ dengan tema cinta, pertama kali saya bilang “Hah?!?!” hehehe… But this is it, akhirnya saya nulis juga, dengan memeras otak dan memaksa hati, meskipun saya sadar seberapa maksimalpun saya berusaha, tulisan saya nggak akan pernah layak disandingkan dengan rangkaian kata dari seorang Nayaka al Gibran, hehehe…
Jadi, para pengunjung blog yang selama ini setia sama tulisan Nayaka, jangan kaget kalo postingan kali ini terasa aneh ya, soalnya ada tulisan saya yang ngerecokin, kekekekek
Happy reading…  ___Afni Sutrisna

Wassalam

-NAYAFNI-

###################################################

Pernahkah kamu menghitung, seberapa sering kamu merasa cinta? Samakah kadarnya untuk orang/benda/makhluk yang berbeda? Pernahkah juga kamu menghitung, berapa banyak kamu mencintai? Dan berapa sering kamu dicintai? Kemudian orang mulai berujar, katanya lebih baik mencintai daripada dicintai, padahal masing-masing orang pada akhirnya memiliki definisi cintanya sendiri-sendiri…

Mari kita lihat beberapa arti kata ‘cinta’ yang sudah dituliskan.

Menurut Nayaka (Gak Usaaaaaaaaaaaaah), pokoknya menurut Nayaka, harus! Kata Nayaka, Cinta adalah ketika kita sedang merasa bahwa dunia ternyata indah, cinta adalah saat kita melihat bunga dimana-mana, cinta adalah ketika dari hati kita keluar lope-lope warna merah hati (?) ___kayak pelem kartun yak. Lupakan kata Nayaka, dia sedang kumat <<<— Mbak Afni say.

Dalam KBBI, cinta punya beberapa arti: suka sekali; sayang benar, kasih sekali; terpikat (antara laki-laki dan perempuan), ingin sekali; berharap sekali; rindu.

Wikipedia berkata Cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut. (Aku pusing sama si Wiki satu ini, panjang amat ekornya…)

Menurut Dasa Darma Pramuka, cinta adalah perasaan tertarik yang disertai kesediaan untuk berkorban.

Nah, Dasa Darma tuh yang berat (makanya aku gak pernah mau ikut kegiatan Pramuka, semuanya beraaaaaaaat), apa beratnya? Nih, kesediaan untuk berkorban. Jika memang definisi cinta se’berat’ itu, mengapa kita justru begitu mudah mengumbar kata cinta? Apa iya kita benar-benar bersedia berkorban buat orang yang kita jadikan obyek dari predikat cinta dengan kita sebagai subyeknya? Kita persempit, mari sepakat bahwa yang kita bahas selanjutnya adalah cinta antara dua manusia (beda kelamin atau sama jenis).

Camelia Malik (waktu kecil, kakak-kakakku sering nyebut Camelia Maling) bilang, cinta sudah direkayasa. Lalu kita bertanya, jika cinta sudah tidak benar-benar cinta, untuk apa kita harus mengorbankan apapun itu atas nama cinta. Tak perlu. Kecuali, kamu adalah pengamal Dasa Darma Pramuka sejati (?).

Apa mungkin sebenarnya cinta sudah tak benar-benar ada? Karena selalu harus ada alasan seseorang untuk merasa mencinta. Bisakah cinta dirasa tanpa melihat, tanpa mengharap, tanpa menyentuh dan tanpa meminta? Sekedar merasa nyaman yang takut kehilangan, merasa berbunga saat dia bahagia, dan merasa lara saat dia terluka?

Maka cintapun tinggal kata. Beberapa menyakralkan, ada juga yang memakainya sembarangan. Padahal cuma suka, tapi bilang cinta. Kedalaman perasaan sebagai parameter cinta jadi berbeda untuk tiap orang. Andai kita punya alat seperti di salah satu buku TERE-LIYE ___namanya CINTANOMETER, tentu kita dapat mengukur kadar cinta seseorang. Sayangnya, hingga sekarang belum ada ilmuwan sehebat Ilmuwan Tere-Liye.

Jika cinta cuma sekedar kata, dan parameternya sudah tidak benar-benar murni, cuma satu hal yang akan terjadi. Cinta akan menjadi alasan ke sekian ketika kita memutuskan untuk menjalin sebuah hubungan. Apa alasan pertamanya? Jika kita bertanya pada pemabuk, mereka akan menjawab ‘nafsu,’ para pebisnis akan menjawab ‘harta dan pangkat,’ sedang para pelukis dan pemahat akan menjawab ‘rupa.’ Kita menjalin hubungan karena nafsu kita meledak-ledak, karena kita silau dengan kekayaan dan karena dia tampan atau jelita. Begitulah, cinta hanya akan jadi kata belaka.

Namun jangan berpatah arang wahai pecinta sejati. Biar kata cinta sudah direkayasa (Camelia Malik aja yang bilang gitu, Bang Haji Rhoma belum kan?) dan sudah sedikit orang yang setia sama Pramuka, yakinlah, cinta sejati itu ada. Aku punya loh, ga percaya? Ini buktinya, aku masih punya definisi cinta sejati milikku sendiri. Mari kita lihat apa itu…

Cinta sejati itu ibarat celana dalam. Penting untuk dimiliki tapi kita tak harus menunjukkan pada semua orang. Tapi yakinlah, suatu masa nanti akan ada satu orang yang melihat celana dalammu ___bahkan tanpa kamu tunjukkan, dan saat itulah satu dalam sejuta terjadi, kamu benar-benar menempatkan cinta di urutan pertama sebagai alasan untuk memulai sebuah hubungan.

Kata orang, cinta pertama tak pernah mati. Berapa usiamu saat mengalaminya? Masa belia saat kita bahkan tak bisa membedakan rasa, apa iya itu cinta? Dan bukankah cinta pertama, kedua, ketiga dan seterusnya memang tak akan mati selama belum ada cinta baru yang selanjutnya?

Nah, sebenarnya perjalanan cinta itu simple. Temukan dan jalani. Hilang, temukan lagi, jalani lagi. Masalahnya, ada orang yang menemukan cinta berkali-kali dan lalu kehilangannya berkali-kali jua. Disakiti, dikhianati, diselingkuhi, ditikam dari belakang, atau dicampakkan bak sepah yang habis manisnya. Untuk kalian yang seperti itu (yang dicurangi oleh cinta), satu pesanku, lihat lebih dalam pada hatimu, tanyakan apa yang kamu cari dari sebuah hubungan percintaan sebelum kamu memutuskan untuk menemukan cinta yang baru.

Dan berharaplah menemukan cinta sejati. Konon katanya, yang sejati justru bertahan ketika kita dalam keadaan bagaikan antara hidup dan mati. Kita terpuruk dalam, dia ada untuk menemani. Kita bersusah payah bangkit, dia ada untuk menyemangati. Kemudian berusahalah menjadi pecinta sejati. Bukankah cinta indah saat saling menguatkan?

Tentu, cinta sejati itu adalah suatu simbiosis paling indah antara dua makhluk hidup. Lihat contoh simbiosis ini pada kerbau dan burung jalak, mereka saling setia. Aku gak pernah melihat burung jalak disambit kerbau pake ekornya ketika si burung hinggap di punggungnya sambil memakan kutu kerbau. Atau kerbau yang kulitnya berdarah-darah karena dipatuk si burung sekuat tenaga (?), gak pernah. Begitulah cinta sejati itu, aku ada karena kau ada –kata RADJA.

Last. Banyak yang bilang gak ada cinta dalam dunia pelangi (maaf, aku harus masukin ini sedikit karena –tentu kalian sudah tahu- kebanyakan kita di sini adalah pelangi), mungkin benar bagi mereka yang memang tak tahu apa-apa tentang cinta. Tapi aku pribadi yakin, benar-benar ada diantara kita yang benar-benar tahu dan kenal apa itu cinta. Berdoalah wahai pecinta yang mengerti cinta, bahwa suatu saat kamu akan bertemu dengan dia pecinta yang juga begitu menyakralkan cinta…

Wassalam

NAYAFNI

dekdie_ishaque@yahoo.com

aph_rizqits@yahoo.co.id

ceritasolitude

kumpulan cerita sederhana dari seorang yang berhati rumit.